Crochetcabana - Manchester United CMDBET kembali harus menanggung rasa penyesalan setelah melepas Alvaro Carreras dengan harga miring, yang kini bersinar terang bersama Real Madrid.
Dalam sepak bola modern, melewatkan talenta potensial karena salah menilai bukanlah hal langka. Namun, kisah Carreras menegaskan bagaimana kurangnya visi bisa membuat klub besar seperti MU terlihat keliru.
Setelah hengkang ke Benfica dengan tebusan hanya €6 juta, bek kiri asal Spanyol itu langsung menarik perhatian Real Madrid. Los Blancos tak ragu menggelontorkan €50 juta demi membawanya ke Santiago Bernabéu. Kini, Carreras bukan hanya jadi pilihan utama, tapi juga mendapat pujian dari Xabi Alonso sebagai sosok “pemain lengkap”.
Ironisnya, MU tak perlu keluar biaya sepeser pun saat membawanya ke akademi di usia 16 tahun. Carreras berkembang pesat dengan kecepatan, kemampuan teknik, serta naluri menyerang. Sayangnya, ia jarang diberi kesempatan di tim utama. MU lebih sering meminjamkannya – ke Preston North End hingga Granada – tanpa pernah memberinya tempat permanen.
Situasi ini kontras dengan kondisi terkini di Old Trafford. Cedera berkepanjangan Luke Shaw ditambah Tyrell Malacia yang belum tampil konsisten membuat lini kiri rapuh. Menjual Carreras ibarat merugikan diri sendiri. Duet Patrick Dorgu dan Diego Leon pun belum mampu memberi solusi.
Dari Dibuang Murah MU ke Berlian Baru Real Madrid
Di Portugal, hanya satu musim bersama Benfica cukup untuk melambungkan nilai transfernya. Real Madrid, yang dikenal sangat selektif di bursa pemain, langsung menebusnya. Hasilnya instan: dalam enam laga La Liga, Carreras sudah jadi pemain tak tergantikan, solid bertahan sekaligus rajin memberi ancaman lewat overlap cepatnya.
Sementara itu, MU justru harus memutar otak dengan solusi darurat, seperti memindahkan Diogo Dalot ke kiri atau memainkan bek cadangan. Situasi ini menggambarkan minimnya kesabaran klub dalam mengasah bakat muda. Alih-alih memberi waktu berkembang, mereka kerap menghamburkan dana besar demi nama besar.
Lebih penting lagi, di usia 22 tahun Carreras sudah menunjukkan kematangan permainan. Real Madrid memberinya kepercayaan penuh sejak awal, berbeda jauh dengan pendekatan MU yang sering kali meremehkan prospek akademi sendiri.
Baca Juga : Arsenal Ikut Jadi Korban “Kutukan” Piala Dunia Antarklub CMD368
Kisah ini mengingatkan pada deretan nama lain yang dulu dilepas dengan harga murah: Gerard Piqué, Paul Pogba, hingga Angel Gomes. Polanya sama—dibuang sebelum waktunya, lalu berubah jadi pemain bernilai tinggi di klub lain.
Pertanyaannya, sampai kapan MU akan mengulang kesalahan? Berapa banyak lagi Carreras lain yang harus pergi sebelum mereka sadar bahwa sukses bukan hanya soal belanja besar-besaran, tapi juga tentang keseriusan membina talenta?
Hari ini, Real Madrid bisa tersenyum puas memiliki “permata masa depan”. Sebaliknya, Manchester United CMDBET kembali jadi bahan olok-olok fans, dengan Carreras sebagai bukti bahwa menjualnya ke Benfica mungkin adalah salah satu blunder terbesar Setan Merah dalam beberapa tahun terakhir.