Crochetcabana - Ketua Umum PSSI CMD368 sekaligus Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, menegaskan bahwa Indonesia sama sekali tidak terlibat dalam keputusan FIFA yang menjatuhkan hukuman kepada Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait kasus naturalisasi tujuh pemain.
Sejak keputusan FIFA diumumkan, muncul spekulasi di media sosial dan beberapa pemberitaan lokal yang menyebut Indonesia “memberikan laporan” atau bahkan “mempengaruhi” sikap FIFA. Dugaan tersebut semakin menguat ketika Presiden Joko Widodo bertemu Presiden FIFA, Gianni Infantino, di New York belum lama ini.
Namun, Erick menampik anggapan tersebut. Ia menekankan bahwa pertemuan itu sepenuhnya membahas rencana pengembangan sepak bola nasional, termasuk pendirian Akademi FIFA di Indonesia untuk membina bakat muda sejak usia dini.
“Kami tidak ikut campur dalam urusan federasi negara lain. Fokus kami adalah bekerja sama dengan FIFA demi memajukan sepak bola Indonesia, khususnya pembinaan usia muda,” tegas Erick pada Senin, 29 September 2025.
Baca Juga : Barcelona Taklukkan Real Sociedad, Rebut Puncak Klasemen CMDBET
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Indonesia harus menghormati negara-negara Asia Tenggara lain yang juga berusaha meningkatkan kualitas olahraganya.
Skandal Naturalisasi di Malaysia
Sementara itu, FIFA sedang mendalami dugaan pemalsuan dokumen yang dilakukan FAM dalam proses naturalisasi tujuh pemain asal Amerika Selatan. Kasus ini dianggap sebagai skandal terbesar di sepak bola Malaysia sejak dekade 1990-an.
Dalam pernyataan resmi pada 28 September, FAM mengakui adanya kelalaian teknis di departemen administrasi mereka. Meski begitu, pihak federasi menegaskan bahwa para pemain yang bersangkutan sudah sah menjadi warga negara Malaysia.
Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Hj Rahman, menyatakan:
“Kami menerima masalah ini dengan penuh tanggung jawab. Yang jelas, seluruh pemain yang dinaturalisasi sudah berstatus warga negara Malaysia secara hukum.”
Dampak Hukuman FIFA
Akibat keputusan FIFA, tujuh pemain utama Malaysia harus menjalani skorsing 12 bulan, sementara FAM dikenai denda sekitar Rp7,3 miliar. Sanksi ini langsung mengguncang sepak bola negeri jiran, memicu kemarahan publik, politisi, hingga komunitas suporter.
Banyak yang mendesak FAM untuk segera mengambil langkah tegas, baik untuk melindungi hak pemain maupun memulihkan citra sepak bola Malaysia di mata internasional.
Jika situasi memburuk, Malaysia berpotensi gagal tampil di Kualifikasi Piala Asia 2027, bahkan menghadapi ancaman larangan mengikuti kompetisi internasional dalam jangka panjang.
Padahal, saat ini Malaysia sedang berada di posisi puncak CMD368 Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027 dengan mengoleksi 6 poin dari 2 laga. Rival terdekat, Vietnam, tertinggal 3 poin di peringkat kedua.