Crochetcabana - Pernyataan terbaru dari Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Seri Windsor Paul John, membuat sebagian orang salah paham bahwa Malaysia CMD368 telah “terlepas dari masalah besar ini”. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Jika disebut sebagai “hukuman mati”, mungkin masih ada ruang untuk banding. Namun jika diibaratkan sebagai “hukuman seumur hidup”, maka dampaknya jauh lebih sulit dihapus.
Sepak bola Malaysia kini tengah diguncang salah satu krisis terbesar sepanjang sejarahnya setelah FIFA menjatuhkan sanksi berat terhadap tujuh pemain naturalisasi yang terbukti menggunakan dokumen palsu.
Kejutan yang Belum Pulih di Kalangan Publik
Beberapa hari pasca pengumuman sanksi, suasana muram menyelimuti sepak bola nasional—baik di level timnas maupun klub. Para penggemar yang sebelumnya penuh percaya diri setelah kemenangan 4-0 atas Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027, kini justru diliputi rasa kecewa, bingung, dan khawatir.
Baca Juga : Ruben Amorim: Filosofi yang Gagal di Old Trafford CMDBET
Ketujuh pemain naturalisasi yang berperan dalam kemenangan tersebut dijatuhi skorsing 12 bulan oleh FIFA. Bersamaan dengan itu, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dikenakan denda dalam jumlah besar. Bagi industri sepak bola negeri ini, keputusan tersebut ibarat pukulan keras yang mencoreng reputasi serta mengikis kepercayaan publik.
Klub-klub tempat para pemain itu bernaung pun segera mengambil langkah pencegahan dengan mencoret nama mereka dari daftar registrasi. Sementara itu, sebagian pemain bahkan memilih menghapus klaim asal-usul Malaysia dari akun pribadi. Diskusi di forum-forum suporter pun penuh pertanyaan bernada pesimistis: “Masih bisakah kita mempercayai prestasi tim ini?”
Upaya Meredam Gelombang Kritik
Setelah sempat bungkam, pejabat sepak bola Malaysia akhirnya angkat bicara. Datuk Seri Windsor Paul John menegaskan bahwa sanksi FIFA hanya berlaku untuk pemain dan FAM, tidak serta-merta membuat tim nasional terdiskualifikasi.
“Tim Malaysia tidak terkena larangan bertanding. Yang dihukum hanyalah pemain terlibat dan FAM yang didenda. Jadi timnas tetap dapat berkompetisi seperti biasa,” jelasnya.
Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) pun mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kasus ini bukan ranah hukum pidana, melainkan murni masalah administratif di bawah kewenangan FAM. Meski demikian, banyak pihak di luar lingkaran sepak bola turut mengimbau publik untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan rumor yang berpotensi merusak citra negara.
Namun, jaminan tersebut tetap tidak mampu sepenuhnya menghilangkan kekhawatiran. Publik masih menunggu bagaimana keputusan FIFA dan AFC terhadap hasil kemenangan 4-0 atas Vietnam yang jelas melibatkan pemain tidak sah.
Tetap Bisa Bermain, Tapi Poin Berisiko Hilang
Malaysia memang tidak dibekukan dari turnamen, tetapi sangat mungkin kemenangan melawan Vietnam dianulir dan diganti dengan kekalahan 0-3. Pasalnya, bermain dengan mayoritas pemain tidak memenuhi syarat merupakan pelanggaran serius yang tidak bisa dimaafkan.
FIFA menilai FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin terkait pemalsuan dokumen. Dengan adanya kecurangan, hasil pertandingan otomatis tidak bisa diakui. Jika Malaysia tetap diberi kemenangan 4-0, hal itu justru akan menciptakan preseden buruk bagi dunia sepak bola.
AFC pun dalam pernyataannya pada 27 September menyatakan tengah mengkaji kasus ini dengan serius. Walau tidak secara gamblang menyebutkan, banyak pengamat percaya bahwa AFC akan mengikuti jalur hukum yang sama seperti kasus Sanfrecce Hiroshima pada Maret 2025. Saat itu, klub Jepang tersebut didiskualifikasi dari kemenangan 6-1 atas Lion City Sailors karena menurunkan pemain yang belum sah bermain. Skor akhirnya dibalik menjadi 3-0 untuk klub Singapura.
Preseden inilah yang membuat posisi Malaysia semakin sulit. Jika AFC memberi kelonggaran, keputusan itu bisa diprotes balik oleh pihak lain, termasuk Sanfrecce Hiroshima yang pernah dijatuhi hukuman serupa.
Prospek Malaysia ke Depan
Windsor Paul John tampaknya menyadari kerumitan situasi ini. Karena itu, ia hanya menegaskan bahwa Malaysia tidak akan dilarang tampil, tanpa berani menjamin timnas akan bebas dari konsekuensi lebih lanjut.
Skenario terbaik yang bisa diharapkan Malaysia CMD368 adalah tetap melanjutkan kualifikasi Piala Asia, namun harus menerima keputusan kalah 0-3 dari Vietnam, serta kehilangan hak untuk menurunkan tujuh pemain naturalisasi yang terbukti menggunakan dokumen ilegal.